JAKARTA, KOMPAS.com — Perburuan hiu berlangsung di berbagai wilayah, termasuk Raja Ampat yang menjadi primadona pariwisata Indonesia saat ini.
Baru-baru
ini, masyarakat lokal Raja Ampat dan tim patroli menjumpai 33 nelayan
dengan 7 kapal memburu ikan hiu. Upaya penangkapan dilakukan, tetapi
sayangnya pelaku berhasil lolos.
Selama ini, perburuan hiu untuk
mendapatkan siripnya dianggap memberikan nilai ekonomi yang luar biasa
besar. Namun, kenyataan bicara berbeda.
"Kalau kita memburu ikan
hiu lalu kita jual siripnya, paling harga pada akhirnya hanya Rp
200.000-an. Setelah itu putus," ungkap Ketut Sarjana Putra, Direktur
Conservation International Indonesia (Direktur CI Indonesia).
Sementara itu, nilai ekonomi jika hiu dibiarkan hidup justru lebih besar dan lebih kontinu.
Ketut
memaparkan, berdasarkan hasil studi Australian Institute of Marine
Science tahun 2010 di Palau, seekor ikan hiu diperkirakan memiliki nilai
ekonomis Rp 1,6 miliar dan nilai seumur hidup sebesar Rp 17,5 miliar
untuk industri pariwisata.
Keberadaan ikan hiu di Raja Ampat menjadi salah satu daya tarik wisatawan di samping kekayaan ekosistem terumbu karang.
Saat
ini, potensi pariwisata hiu di Raja Ampat diperkirakan Rp 165 miliar
per tahun. Sumbangan terhadap pendapatan daerah diperkirakan Rp 2,5
miliar per tahunnya.
"Jadi, pariwisata nilainya lebih besar," ungkap Ketut kepada Kompas.com, Selasa (8/5/2012).
Nilai
pariwisata hiu yang lebih besar sudah saatnya menjadi dasar upaya
konservasi hiu dan ekosistem Raja Ampat secara keseluruhan. Semua pihak
harus ikut serta dalam upaya konservasi ini.
Terkait dengan
adanya perburuan hiu di Raja Ampat, Ketut menilai bahwa pemerintah perlu
menambah jumlah patroli di perairan Raja Ampat. Jumlah patroli saat ini
baru satu per daerah konservasi.
Masyarakat adat Kawe sudah
menetapkan wilayah seluas 155.000 hektar di Wayag dan Sayang sebagai
daerah tertutup bagi perikanan. Mereka memantau kawasan ini 24 jam untuk
mencegah praktik perikanan ilegal.
"Pemerintah perlu memperkuat pemantauan yang sudah oleh masyarakat ini," kata Ketut.
"Jika hiu sampai hilang, ruginya miliaran. Wisatawan mungkin tidak akan datang lagi ke Raja Ampat," tambahnya.
Sumber : http://sains.kompas.com/read/2012/05/08/16044642/Satu.Hiu.Bernilai.Rp.1.6.Miliar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar